Monday, May 15, 2017

Revolusi Lilin dan Pluralisme Indonesia

Pada tahun 2014 saya dan 70 juta orang untuk pertama kalinya turun dan solid mendukung Jokowi karena kita sadar dia pemimpin yg pluralis yang sanggup memimpin bangsa yang beragam bukan dengan membuat kita seragam. 


Buat saya yg lahir sbg kaum minoritas, Pruralisme itu seperti nadi Indonesia! Bayangkan nadi kita rusak maka seluruh fungsi tubuh kita rusak! Jokowi adalah pemimpin yg merawat pluralis dan harus didukung bukan pada saat satu menit di kotak suara tapi harus didukung sampai 2019. 


6 bulan ini terasa menyesakkan, gelisah, gak happy seperti sedang nonton film horror yang dari awal sampai pertengahan penonton dibuat tegang dan tidak ada satupun yang dapat memprediksi akhir film ini 


Seperti kisah Ahok yang muncul dgn style hero yang bersikap berani menghadapi politisi busuk dr kasus haji lulung, anggaran anggota DPRD yg menjadikan "pemahaman nenek lu" sempat viral, semua pekerjaannya dianggap baik dan setiap kebijakan nya untuk kepentingan rakyat, bukan kepentingan politik apalagi bisnis. 


Jujur saja, saya sempat tidak mau terseret  pilkada DKI selain krn KTP saya Bekasi yang kedua krn sempat seorang temen SMA yg biasanya baik, kemudian dia memakai kata - kata sakti "untukmu agamamu dan untukku agamaku". Rasa "takut" pun muncul apakah yg saya dukung dan perjuangkan ini benar?



Saya ingat Gusdur pernah bilang "orang Indonesia tidak boleh membedakan sesama atas dasar ras, suku, jender, agama, turunan etnis, dan lain-lain". Gus Dur percaya kalau kita meningkatkan derajat manusia, negaranya juga akan maju. 


Derajat manusia ini sedang ditingkatkan oleh Jokowi dengan pembangunan infrastuktur, program reforma agraria dan perhutanan sosial, kartu sehat, program Pendidikan, dan masih banyak lagi yang Jokowi kerjakan yg kemudian semua kabar baik ini seakan tenggelam oleh semua berita kebencian dan saling hujat. Padahal didalam nadi setiap orang di Indonesia mengalir darah yg sama, darah yang cinta bangsa Indonesia, darah yang ingin bangsa kita maju. 


Terakhir, minggu lalu Saat Ahok divonis bersalah karena kasus penistaan agama. Segenap pendukung Ahok dan kebhinekaan Indonesia begerak dengan revolusi lilin di berbagai kota di Indonesia, bahkan juga anggota diaspora Indonesia diseluruh dunia menyuarakan dukungan agar Ahok dibebaskan.



Lilin sbg simbol semangat dukungan masyarakat Ahokers yang menjadikan ahok Simbol Hero, Jangan lah tergiring ke arah anti-Jokowi. Karena ini lah yang ditunggu-tunggu komplotan pemecah bangsa yang seperti mengintai kapan kita lengah. Baiklah kita memahami semangat perjuangan Ahok juga semangat perjuangan Jokowi adl sama Jangan sampai kita Lupa akan itu! 


Saya Ahokers Juga Jokowers yang mengusung Pluralisme sbg nadi Indonesia dan revolusi lilin ini sebagai gerakan merawat Pruralisme, Mensupport Jokowi. Bersama KITA RAKYAT INDONESIA melawan anti pruralis dan kelompok intoleran!


Berikut adl salah satu syair Cak Nun,  biar lah menjadi lilin yang bisa menerangi hati kawan-kawanku  :


“Wis anggaplah aku ini kafir fir…

terus opo hakmu utowo hak wong 

liyo terhadap aku…

Iki menyangkut martabat manusia….

Mengenai benar kafir tidak orang 

itu….

wilayahnya Allah…..


Urusan sesrawung antar manusia …adalah ojo nuding-nuding wong,…

itu merendahkan dan menyakiti 

hatinya….


Sedang di dalam Islam ….

sangat dilarang menyakiti hati orang lain….


Wis anggaplah misalnya Gus Dur itu antek Yahudi….

terus kalian mau apa…..


Apakah kalian yakin ….

bahwa saya muslim …

Dari mana kalian tau saya muslim?

Kalau ternyata saya hanya akting?

Kalau darah saya halal….

wis gek ndang dipateni ….

 dan okeh sing kudu dipateni….


Allah saja masih memiliki ruang …barangsiapa mau beriman maka berimanlah….

barangsiapa mau kufur…

silakan kufur…..


Maka….

kepada orang yg kita anggap 

sesat …

atau kufur….

mbok wis didongakke wae …

supaya diberi hidayah oleh Allah…


Jangan dituding-tuding…

Itu menghina martabat manusia…

Musuh kita adalah kesempitan ….

dan kedangkalan berpikir…

koyo JARAN….

Anda semua harus ombo…

dan jembar pikirane….


Harus mengerti kiasan…

dan konteks-konteks….

Makanya…

sebelum omong banyak tentang Islam….

yuk belajar dulu jadi manusia….


Manusia yang manusia itu melu 

keroso loro (sakit)…

kalau ada manusia lainnya disakiti hatinya….

Bahkan kalau kita menyakiti orang 

lain …

aslinya kita sendiri juga merasa 

sakit….

Manusia yang jembar dan murni …

itu sesungguhnya pandai merasa (rumongso/ngroso)…


Rasulullah saja ketika diprotes 

sahabat …

tentang Bilal yang tak bisa mengucap huruf Syin….

kok malah dipilih sebagai muadzin…

justru menjawab…

pokoknya …

kalau kalian mendengar dia 

mengucap sin….

padahal yang harusnya syin….

itu maksudnya syin…..

Itulah kearifan Rasulullah…


Kalau kalian tidak menerima hal 

ini….

berarti kamu menghina orang 

celat….

Bisa kualat kita …

(dikutip dari Quote MH Ainun Najib)

Wednesday, March 22, 2017

Memanusiakan Masyarakat Adat

Ditemui pada saat Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke 5 di Tanjung Gusta Sumatera Utara satu sosok Pejuang Perempuan Siti Aisyah 51 tahun, perempuan adat dari Desa Rendu Butowe, Flores Tengah yang sedang menghadapi konflik waduk Lambo. 


"Kami Masy bodoh bapak ibu, yang kami perjuangkan hanya rumah kami, tanah leluhur kami. Kami "mau kemana" bapak Ibu? Kami tdk menolak pembangunan tapi tolong nasib kami dipikirkan.


Barisan perempuan adat yang terlihat ringkih justru memilih berdiri dibaris paling depan ketika seluruh aparat yang terdiri dari Wakil Bupati Nagakeo, Paulus Nuwa Veto, beserta Kapolres, DPRD, Kesbangpol dan Kasdim 1625 Ngada yang memilih menjadi lawan masyarakat atas nama Pembangunan, demi kemakmuran memaksakan proyek Waduk Lambo.


Saat itu keadaan panas karena aparat Pemerintah yang harusnya Melindungi, Mengayomi, dan Melayani masyarakat justru menarik Ibu Siti Aisyah dari antara para demonstran karena Ibu Siti Aisyah sangat vokal ber suara meminta kejelasan nasib mereka kalau proyek pembangunan waduk Lambo ini dimulai. Agar bisa menghentikan tindakan paksa oknum polisi yg menarik Ibu Siti Aisyah tanpa berpikir panjang Ibu-Ibu yang ada dibarisan paling depan serentak membuka baju


Tindakan mereka berhasil menghentikan usaha penarikan paksa namun mereka dilecehkan, dijadikan bahan tertawaan karena Kemudian dengan asyiknya salah satu Polisi bertelepon melaporkan situasi "Lagi asyik kita dapat pemandangan gratis yang beda tipis dengan yg mereka punya di rumah"


Sungguh menyedihkan nasib Ibu Siti Aisyah dan masyarakat desa Desa Rendu Butowe, Flores Tengah. Ibu ini berkata dengan suara lirih "bapa Ibu Kami bukan ingin kaya, Kami disini juga kerja berusaha sendiri tanpa dibantu pemerintah, Kami hidup miskin, menjadi Buruh ditanah kami sendiri sekarang dipaksa terima saja "Kami Mau Kemana"?. Kalau pemerintah berkata pembangunan ini untuk kemakmuran kami, apa buktinya? 


Ibu Siti Aisyah bercerita dia diintimidasi rumahnya beberapa kali didatangi aparat polisi, saat berjualan dipasar dia diusir tidak boleh berjualan bahkan "bale-bale" tempat beristrahat dipasar saja diambil aparat, hidupnya dipersulit sejak dia memilih melawan ketidakadilan.


Ini baru satu cerita dari beberapa cerita yg saya dapat selama Kongres Masyarakat Adat Nusantara. Mendengar cerita Ibu Siti Aisyah dengan suara menahan pilu berusaha kuat, bergetar menahan beratnya perjuangan yang harus mereka hadapi.


Tak bisakah kita memanusiakan masyarakat Adat yang selama ini tdk menyusahkan negara, Mereka malah menjadi penjaga batas-batas terluar negara kita. Jasa mereka seperti Pejuang yang harusnya dikenal dan diberikan penghormatan


Wednesday, September 21, 2016

keep on moving

I travel to fulfill my passion and 
the desire to keep on moving -Melda Wita Sitompul-

Wednesday, June 22, 2016

Visa Korea Selatan

Traveling untuk kesekian kali baru kali ini sempat berbagi bagaimana cara mendapatkan visa. Pepatah bisa karena terbiasa. Visa pertama yang pernah saya dapatkan adalah visa USA, Kemudian Visa UK, Visa Schengen. 

Visa Korea Selatan menurut saya paling bersahabat dari segi persiapan document. Ketika Document selesai yang kita perhatikan hanya 2 hal yaitu waktu pengajuan dan pengambilan visa. 

Pengajuan Aplikasi Visa : 09.00~11.30 
Pengambilan Visa : 13.30~16.30 

Liburan kali ini saya berencana menghabiskan sekitar 10 hari, jadi kategori visa yang saya apply adalah Visa Kunjungan Wisata dan Wisata Keluarga (C-3-2) dengan Single Visa (Visa kunjungan dibawah 90 hari) : Rp. 560.000,- 

Lama Proses Pembuatan Visa : ± 4 Hari Kerja. Tips sebaiknya sebelum kamu ambil visa, kamu telephone dahulu bagian visa kedutaan untuk memastikan apakah visa kamu sudah siap diambil atau belum. 

Document apa saja yang diperlukan, nih Persyaratan Dokumen yang perlu disiapkan kamu : 

- Paspor Asli dan Fotokopi Paspor (halaman identitas beserta visa/cap negara-negara yang telah dikunjungi)
- Formulir Aplikasi Visa (dengan satu lembar foto ukuran 3,5 cm * 4,5 cm yang ditempel pada kolom foto)
- Kartu Keluarga atau Dokumen yang dapat membuktikan hubungan kekeluargaan (misalnya buku nikah) 
- Surat Keterangan Kerja 
- Fotokopi Bukti Keuangan, pilih salah satu:
* Surat Pajak Tahunan (SPT PPH-21) yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak RI
* Surat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak RI
* Rekening koran tabungan 3 bulan terakhir dan surat referensi bank 
* Surat keterangan keanggotaan golf
* Surat keterangan keanggotaan hotel bintang 5
* Surat keterangan pemegang program jamsostek
* Slip gaji atau bukti tunjangan pensiun

Selamat Mencoba 




Friday, June 10, 2016

Mengerti yang sulit dimengerti



Mari kita bermain kata-kata. Kata yang adl rangkaian huruf bermakna. kita suka berkata-kata menyampaikan suara yang tdk bermakna membutuhkan usaha menterjemahkan pengertian di balik kata-kata 

Begitu rumitnya berkata terus terang sehingga kita mengaburkan kata-kata sehingga pendengar silahkan mengartikan sendiri maksud dan tujuan kata-kata 


Mari kita jujur terhadap kata-kata karena kita tdk harus bergumul dengan kata-kata yg Abu-abu 

Apa kau mengerti kata-kataku? Cobalah mengerti yang sulit dimengerti 

Melda

Wednesday, February 10, 2016

I believe serendipity will actually take place -Melda W Sitompul-

Hell Yeah for productivity


Saat saya menulis tulisan ini saya baru saja pulang anniversary dinner. Satu bulan sudah berlalu dari malam tahun baru. January saya lewati dengan menikmati setiap harinya sebagai hari-hari baru 2016. 

Terlalu asik bersembunyi dalam selimut, hari berjalan cepat tanpa melakukan sesuatu yg berarti. Saya merasa kurang produktif di saat umur ini masih dlm masa produktif manusia. 

Produktif bukan hanya saat bekerja namun produktif diluar waktu bekerja. Satu tahun lalu saya masih bisa mengikuti 3 kelas di salah satu gym terkenal, sempat mengikuti kelas-kelas pelatihan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu bahkan membeli buku-buku   untuk mengisi semangat dalam cita-cita dan harapan 

Belum terlambat rasanya membuat list "hell yeah for productivity"

1. Hatop hatop ho modom asa hatop ho dungo yg artinya cepatlah kamu tidur agar cepat juga kamu bangun di pagi hari filosofi ini sejak kecil sudah ditanamkan oleh orang tua saya. Bangun pagi melakukan Latihan cardio 45 menit atau Yoga. 

2. Segera mendaftar mengikuti kelas bahasa mandarin dan spanyol karena sebenarnya saya sangat curious mendengar bahasa asing, ingin tahu apa yg sedang mereka bicarakan. Mandarin bahasa kedua setelah english dan spanyol krn menurut saya bahasa ini terdengar seksi 

3. Mengurangi menggunakan socmed yg berlebihan menggantikan dgn membaca hasil- hasil tulisan indah dan inspiratif 

4,5,6... Mungkin list ini akan terus berkembang dan mudah-mudahan berkembang terus sehingga blog ini pun tdk akan terlupakan oleh saya karena pada dasarnya saya menyukai menulis. Menulis kadang sulit memulai namun ketika sudah mulai kita terlalu sulit berhenti 


Wednesday, January 28, 2015

Sebut saja aku penggemar Fanatik

Entah dimulai sejak apa dan kapan rasa percaya dan dukungan aku terhadap Jokowi. 

Dulu waktu Jokowi running menjadi Gubernur DKI, aku adalah orang yg paling tdk percaya dan benci karena dia bersepakat dgn kelompok yang tdk akan terlupakan kejahatan HAM nya. 

Kemudian waktu berjalan, sebagai warga DKI dari kelas menengah dan jarang mengalami padat merayapnya Jakarta, saya bisa bilang saya tdk merasakan dampak Jokowi menjadi Gubernur Jakarta. 

Tapi banyak testimonial dari orang terdekat saya yang puas dan merasakan bagaimana Jakarta jadi Kota yang Ramah.. sangat beda dgn suasana Kota Jakarta zaman Sutiyono "Jakarta itu ibaratnya banyak binatang buasnya, maka untuk menjadi pemimpin harus lebih buas lagi" 

Jakarta disulap menjadi Ibukota yang tetap hectic namun ramah. Orang Jakarta yang high demanding jadi lebih berbesar hati kalau Jakarta masih macet, Jakarta masih Banjir paling tidak di hati kecil ada perasaan sekarang ada seseorang di Balai Kota yang sedang bekerja merapihkan. 

Mungkin karena bagaimana orang2 terdekat ku bercerita maka hati ku menjadi hangat dan mulai membuka diri untuk Percaya pada sosok Pria solo ini. 

Musim berganti dan saatnya musim pemimpin yang trah dari rakyat. Jokowi membawa paket sederhana yang buat aku sudah lebih dari cukup yaitu keamanan dan dibungkus dengan harapan ada perubahan. 

Sebut Aku fans fanatik yang melihat sisi terbaik dari Jokowi. fans yang setia dan bersorak memberi semangat ketika team nya mulai kalah di menit pertama pertandingan. masih ada 89 menit lagi masih ada 4,5 tahun lagi. 

Aku Sadar kalau kondisi Politik Indonesia itu menjelimet. Sadar bahwa banyak politikus jahat yang mau mengambil keuntungan. Sadar kalau orang baik yg ada tinggal hitungan jari jadi aku memilih mengurangi beban Jokowi. mengurangi besarnya efek bola salju yang menghujat jokowi dan kabinet kerja-nya.. Saya sudah merasakan efek wow dari kinerja Jokowi. Pemerintah sekarang adalah pemerintahan terbuka dan paling transparant!

Tips biar kamu jadi fans yang gak galau, ingat revolusi mental set mode ekspektasi rendah sehingga ketika ada satu hal
kecil yang dikerjakan Jokowi dan kabinet kerja terlihat luar biasa.