Wednesday, January 06, 2010

Everyone Love Gus Dur

Suasana Tadi malam pada saat tahlilan Gus Dur sangat hiruk pikuk.. ribuan orang memadati kediaman Gus Dur di Ciganjur.. Takjub dan sangat Takjub melihat berbagai Pemuka Agama hadir dan mendoakan Gus Dur secara bergantian dengan cara agama masing-masing..

Suasana Pluralisme yang sangat jarang dan bahkan hanya satu2nya orang yang diberikan penghormatan yang Luar Biasa dan saya percaya Gus Dur pastilah Luar biasa dimata setiap individu yg hadir malam itu..

Ada Sepenggal Puisi dari Inayah Wahid untuk sang Ayah yang menyentuh...
'Karena Ayahku'
Kalau aku orang dermawan karena Ayahku yang mengajarkan
Kalau aku jadi orang toleran, itu karena Ayahku yang menjadi panutan
Kalau aku jadi orang beriman, itu karena Ayahku yang menjadi imam
Kalau aku jadi orang rendah hati, itu karena ayahku yang menginspirasi,
Kalau aku jadi orang cinta kasih, itu karena ayahku memberi tanpa pamrih
Kalau aku bikin puisi ini karena ayahku yang rendah hati.

Setiap orang yang pernah menemui Gus Dur pasti punya memori pribadi yang special. Buat saya Gus Dur adalah sosok tokoh yang mempengaruhi pandangan saya terhadap Indonesia dan Khususnya Pluralisme, demokratis serta sikap hidup yang sangat sederhana

Saya pernah bertemu Gus Dur beberapa kali dan yang paling berkesan adalah ketika pertama kali saya bertemu beliau. Ketika itu saya masih mengurus program Perspektif Wimar. Dari sekian banyak menteri dan para ahli serta tokoh yang diundang dalam acara tersebut yang paling membuat saya khawatir adalah kehadiran Gus Dur dalam acara tersebut.

Konon ceritanya Gus Dur tidak bisa ditebak bahkan ketika beliau masih menjabat sebagai President beliau bisa merubah arah perjalanan karena tiba2 beliau mau menjenguk atau bersilahturahmi ke para koleganya dan membuat Paspamres pada waktu itu suka kelabakan..

Ketika saya menghubungi pak Sulaiman yang merupakan PIC Gus Dur dan beliau menyatakan akan hadir, saya sangat bersyukur namun kepastian itu bukanlah kepastian yang mutlak kalo Gus Dur belum benar2 hadir ke Studio ANTV pagi itu.. Wimar Witoelar yang saat itu adalah Host dari acara tsb sangat tenang karena dia sangat mengenal karakter sahabat karibnya...

Phew... akhirnya yang ditunggu datang.. Begitu kaget dan takjubnya saya melihat Gus Dur sangat sederhana. Bagaimana tidak, beliau hanya datang dengan 2 orang yaitu pak Sulaiman dan penjaga beliau.. wow Gus Dur yang merupakan President indonesia keempat itu tanpa pengawalan luar biasa ketat.. padahal disisi lain saya pernah harus turun ke lantai dasar untuk menyambut kedatangan seorang pejabat pemerintah dan tentunya diiringi oleh pengawalan yang ketat...

Kesan pertama yang melekat kemudian mulailah kami untuk mempersiapkan acara tersebut. Sepanjang kami merekam untuk 2 episode sekaligus Gus Dur benar-benar sangat ramah, ceritanya yang diaduk oleh guyonannya yang membuat proses taping tidak terasa...

Nilai-nilai Kebhinnekaan, toleransi dan pluralisme yang menjadi salah satu esensi dari Pancasila, ternyata sudah dipraktekan jauh sebelum Negara kita merdeka, bahkan sebelum pancasila itu sendiri disusun. Gus Dur mengungkapkan kembali pentingnya semangat toleransi dan pluralisme dalam perjalanan bangsa.Dan beliau selalu pada saat tiap kesempatan beliau menyisipkan soal pluralisme dan demokrasi. Bahkan Gus Dur mengatakan, justru sekarang malah pemerintah yang takut pada MUI. ”MUI dan Departemen Agama harus diganti dengan orang yang kelakuannya waras”, ujar pendiri The Wahid Institute ini.

Perjuangan serta pondasi yang telah di bangun Gus Dur di Indonesia atau secara Internasional soal kedemokratisan bangsa kita dan begitu pluralis nya bangsa kita baiknya di pelihara dan dipertahankan sehingga kita bisa hidup berdampingan. Dan kalau saja setiap orang memiliki dan mencontoh pandangan Gus Dur soal pluralisme dan demokrasi maka begitu indahnya bangsa kita seperti indahnya tahlilan malam tadi 

1 comment:

Sebastien said...

Setuju sekali dengan Gus Dur. Seandainya ada lebih banyak pejabat seperti beliau Indonesia tidak akan sehancur sekarang...