Friday, October 06, 2006

GUBERNUR KITA

TV Show “Gubernur kita” yang diluncurkan kemarin malam merupakan acara perdana di Jak TV. walau saya sendiri sempat deg-deg kan, Bagaimana tidak? persiapan dan rundown yang difax siangnya sudah gak beraturan tapi ternyata Penyajiannya sangat bagus dan boleh dibilang acara “Gubernur Kita” ini cukup Spektakuler karena Isunya sangat menarik diisi dengan tamu dan panelis yang menarik. Mungkin ini Show pertama yang sangat menentukan semuanya sehingga penyelenggara acara ini jadi tegang semua (kaya muka Lempeng)..

Acara ini pada dasarnya diperuntukan untuk masyarakat agar aware dan berpartisipasi dalam pemilihan Secara Langsung serta hati-hati agar tidak memilih “Binatang Buas” untuk Gubernur Jakarta Selanjutnya.

Binatang buas? Ungkapan ini Dikutip dari peryataan Bang Yos tadi malam bahwa beliau “Kalau Jakarta ini diibaratkan Hutan Isinya Binatang Buas” jadi gubernurnya harus lebih buas menghadapi masyarakat yang “Memberontak” dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Padahal Tagline Wesbsite Bang Yos http://www.bangyos.com/id_berita-isi.php?cid=1&id=384 “Melayani Jakarta Lebih Baik” (bener gak sich???).

Sedikit info ketika saya mahasiswa, saya pernah melakukan bakti social ke daerah “Pedongkelan” daerah yang rawan gusur. Saya menyaksikan sendiri “Kebuasaan” pemerintah daerah yang hanya bisa menggusur masyarakat miskin tanpa memberikan solusi yang baik (Pemukulan dan pemaksaan terhadap masyarakat setempat sampai saya melihat darah segar keluar dari salah satu warga yang bertahan diatas rumahnya dipukuli oleh Trantib). warga yang sempat saya ajak ngobrol berkata, “Seandainya pemerintah menggusur tapi menyediakan tempat sich warga iklas pindah. Tapi sekarang digusur, katanya ada tempat tinggal yang akan disediakan? Makanya kita terima uang dari pemerintah sebgaia Ganti Rugi. Setelah diusut Mbak, teryat rumah untuk tempat tinggal kita baru selesai 2007, jadi selama 3 tahun ini kita kemana Mbak?”

Saya setuju untuk melakukan penataan kota Jakarta , namun cara ini bener-benar tidak manusiawi dimana memaksakan kehendak pemerintah tapi tidak memberikan Solusi pada wong cilik. Uang bukan solusi menyelesaikan namun membuat masyarakat malas (sumbangan langsung tunai J), kalau pemerintah bijak harusnya tegas dan bukan Buas, buas sama tegas beda banget toh Bang Yos,

Sekali lagi kebuasan bukan Solusi Terakhir, ketegasan diperlukan tapi yang lebih penting lagi adalah integritas. Semoga kita segera bisa memiliki gubernur yang lebih dari sebelumnya.... Have nice fight ya para balongub(bakal calon gubnernur) Jakarta 2006.

Sayangnya sampai acara selesai Sutiyoso hanya menuturkan duka jadi Gubernur Jakarta (kok Duka tapi betah yach jadi Gubernur Jakarta selama 9 Tahun).

Akhir kata ada seorang bijak berkata “ Money can buy many fine thing, but love, Pease and Happiness are the most precious treasures to be found”.
I Hope Love, Pease and Happiness tetap dipertahankan di Jakarta bukan “Kebuasan dan Uang serta proyek-proyek yang hanya menyenangkan beberapa pihak yang dijunjung”

3 comments:

Zalvin said...

waduh..masalah gusur menggusur emang jadi polemik. tapi ada hal yg harus diinget...kalo warga yg digusur pemkot/pemda krn menempati lahan yg bukan lahan mereka, saya pikir itu legal kok...permasalahan kepadatan penduduk di pinggir kali jakarta kan munculnya dari situ tuh...warga menempati lahan ilegal.....

sekian komen dari saya... :)

btw...great posts you have here..

Melda Wita said...

Thx Zalvin,

saya juga sepakat mengenai tindakan masyarakat tersebut namun Warga telah menempati pemukiman selama 4 generasi (sayangnya yang dilakukan oleh Pemda sangat brutal bahkan cenderung buas) tapi tidak memberikan solusi konkrit :).

Tindakan PEMDA beralaskan rasa Kemanusian yang tidak manusiawi

Unknown said...

waduh....mbaknya ini masih mendingan alias beruntung lho dapet gubernur yang punya konsep pembangunan
kota yang lumayan jelas, ambisius pula, bandingin aja sama kotaku yang nggak jelas arah pembangunannya apalagi
masalah transportasi publiknya, gak ada perubahan dari dulu sampe sekarang dan makin padat lagi.
Walaupun kalo dilihat sebenarnya sih semuanya "wang sinawang" rumput tetangga keliatan lebih hijau dari rumput milik sendiri
sih.